Total Tayangan Halaman

Sabtu, 30 April 2011

model pembelajaran konvensional


MODEL KONVENSIONAL
Model konvensional merupakan salah satu dari model – model pembelajaran yang dimana cara penyampaiannya melalui  penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode konvesional dapat  diartikan sebagai metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Gambaran pembelajaran matematika dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut: Guru mendominasi kegiatan pembelajaran penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh peserta didik. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru
Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Menurut para ahli srategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
1.       Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.(kemp, 1995)
2.       Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama – sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.(dick and carey, 1985)
Metode adalah cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai optimal ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Metode konvensional ada dua
1.       Metode ceramah
Metode ceramah adalah sebagai cara penyajian pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa.
Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Demikian pula ceramah dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar ide atau konsep yang dicermahkan atau menjelaskan hubungan antara teori dan hasil-hasil penelitian.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu.

Karakteristik metode ceramah
1.       Lebih bersifat pemberian informasi, berupa fakta dan ingatan
2.       System pembelajaran klasikal
3.       Jumlah siswa relative banyak
4.       Lebih banyak satu arah
5.       Lebih diutamakan  gaya guru dalam berbicara, intonasi, improvisasi, semangat dan sistematika pesan.
Keunggulan metode ceramah
1.       Ekonomis waktu dan biaya
2.       Sasaran siswa relative banyak
3.       Bahan pelajaran sudah dipilih
4.       Guru dapat mengulangi secara mudah
(SBM, Drs.H. udin s . winata putra, M..A,dkk: 4.18)
5.       Ceramah merupakan meted yang murah dan mudah untuk dilakukan
6.       Ceramah dapat menyajikan materi yang luas
7.       Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan
8.       Guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena itu sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah
9.       Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diaturbmenjadi lebih sederhana
(Dr. Wina Sanjaya, M.Pd.148)
Kekurangan / kelemahan metode ceramah
1.       Sulit untuk siswa yang tidak bias mendengar dan mencatat
2.       Guru sebagai buku pelajaran
3.       Cendrung belajar ingatan
4.       Sangat kurang memberikan kesempatan kepada siswa
(SBM, Drs.H. udin s . winata putra, M..A,dkk: 4.18)
5.       Materi yang dikuasai siswa agak terbatas dari apa yang dikuasai guru
6.       Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan
7.       Sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
 (Dr. Wina Sanjaya, M.Pd.149)
Langkah – langkah menggunakaan ceramah
A.      Tahap pembukaan
§  Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
§  Menentukan pokok – pokok materi yang akan diceramahkan
§  Mempersiapkan alat bantu
B.      Tahap pelaksanaan
§  Langkah pembukaan
Hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini adalah
-          Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai
-          Lakukan langkah apersevsi
§  Langkah penyajian
Hal yang perlu diperhatikan
-          Menjaga kontak dengan siswa secara terus menerus
-          Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna siswa
-          Sajikan materi penbelajaran secara sisitematis
-          Tanggapilah respon siswa dengan segera
-          Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar
§  Langkah mengakhiri pelajaran
Hal yang perlu diperhatikan
-          Membimbing siswa dengan menarik kesimpulan
-          Meransang siswa untuk dapat menanggapi tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan
-          Melakukan evaluaisi untuk mengetahui kemampuan siswa.

B . METODE EKSPOSITORI
SPE adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.Top of Form
Bottom of Form

Pembelajaran dengan Metode Ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (dalam Wina Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah metode “chalk and talk”.

Terdapat beberapa karakteristik
Metode Ekspositori . Pertama, dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.



Wina Sanjaya (2008:179) menyatakan bahwa: “Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach)”. Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academicachievement student).\
Teori Belajar-Mengajar Matematika Yang Relevan
Teori belajar mengajar matematika yang relevan dengan metode ekspositori dalam pembelajaran matematika antara lain :
a. Teori Gagne
Dalam belajar matematika ada 2 objek yang dapat diperoleh siswa, objek langsung dan objek tidak langsung. Objek tidak langsung antara lain adalah : kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, mandiri ( belajar, bekerja, dan lain-lain ), bersikap positif terhadap matematika, tahu bagaimana semestinya belajar.
Objek langsung adalah fakta, keterampilan, konsep dan prinsip.
· Fakta . Contoh fakta adalah : angka/lambang bilangan, sudut, ruas garis, symbol notasi
· Keterampilan, keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat, Misalnya : Membagi sebuah ruas garis yang sama panjang, melakukan pembagian cara singkat, dll
· Konsep, adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam contoh dan bukan contoh.
· Prinsip, prinsip adalah objek yang paling abstrak, dapat berupa sifat, dalil, teori, dll.
b. Teori Ausubel
David Ausubel, termasuk ke dalam aliran tingkah laku. Ia terkenal dengan belajar bermaknanya dan penting adanya pengulangan sebelum pelajaran dimulai. Ausubel membedakan belajar menerima dengan belajar menemukan. Pada belajar menerima bentuk akhir dari yang diajarkan itu diberikan sedangkan pada belajar menemukan , bentuk akhir itu harus dicari oleh siswa. Misal, bila kita mengajarkan rumus akar persamaan kuadrat, pada belajar menerima rumus akar persamaan kuadrat itu diberitahukan. Sedangkan pada belajar menemukan, rumus itu harus ditemukan oleh siswa.
Ausubel juga membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Belajar menghafal , siswa belajar melalui menghafalkan apa yang sudah diperoleh. Belajar bermakna bermakna adalah belajar yang untuk meahami apa yang sudah diperolehnya itu dikaitkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya itu lebih bermakna.
Ausubel berpendapat bahwa baik belajar menemukan maupun belajar menerima ( dengan metode ekspositori) , kedua-duanya dapat menjadi belajar mengafal atau belajar bermakna.
Contoh : dalam mempelajari konsep dalil pyhtagoras tentang segitiga siku-siku, mungkin bentuk terakhir <!–[if gte msEquation 12]>c2=b2+c2<![endif]–> sudah disajikan (belajar menerima), tetapi siswa memahami rumus itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku; jadi ia belajar secara bermakna. Siswa lain memahami tanpa dikaitkan dengan sisi-sisi segitiga siku-siku, maka terjadinya ia menghafal.
Menurut Wina Sanjaya (2008:181) dalam penggunaan metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan oleh setiap guru antara lain :

a. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam metode ini, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang telah diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

c. Prinsip Kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hubelajar.Inti dari hukum ini adalah guru harus terlebih dahulu memosisikan siswa dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

Pada Pelaksanaannya metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis besar digambarkan oleh Wina Sanjaya (2008) sebagai berikut :

1. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu :

1).Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.

2).Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.

3).Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa

4).Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

2. Penyajian (Presentation)

Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata dengan siswa, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas tetap hidup dan menyenangkan.

3. Korelasi (Correlation)
Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.

5. Mengaplikasikan (Aplication)

Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa. 

Karakteristik SPE
a.       SPE dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal
b.      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi
c.        Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri
Kelebihan SPE
a.       Guru bias mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran
b.      SPE dianggap dapat sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus di kuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas
c.       Siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran
d.      SPE ini bias digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang luas
Kekurangan SPE
a.       Hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik
b.      Tidak dapat melayani perbedaan setiap incividu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan,minat,bakat,perbedaan gaya belajar
c.       Keberhasilan SPE sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru. Seperti persiapan,pengetahuan,rasa percaya diri, semangat dll.
d.      Karena SPE lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemaampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, kemampuan berpikir kritis
e.       Kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas.